Pelatihan untuk akademik, yang ditujukan kepada para dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidik lainnya guna menyusun hasil studi-studi akademis.
Highlight :
Pelatihan untuk aktivisme, yang ditujukan kepada para aktivis dari NGO guna menyusun hasil kajian praktis berbasis isu-isu penting seperti advokasi atas berbagai masalah sosial.
Highlight :
Pelatihan untuk pemerintah, yang ditujukan kepada pegawai pemerintah dan instansi pemerintah guna menyusun berbagai kajian terkait dengan regulasi, teknokrasi, dan rancangan pembangunan daerah.
Highlight :
Pelatihan khusus, yang ditujukan kepada para peneliti dan instansi lainnya seperti perusahaan dan komunitas untuk menyusun berbagai kajian terkait survey, assessment, safeguard, dan lain sebagainya.
Highlight :
Pengenalan terhadap aplikasi dan software sebagai alat untuk menganalisis data secara cermat dan terukur seperti: Nvivo, Atlas.tie, Tableau, dan lain-lain.
Dipandu oleh para ahli dalam berbagai bidang dan isu sesuai dengan kebutuhan akademisi, aktivis, pemerintahan, dan instansi lainya.
Pelatihan bisa dilakukan secara praktis dengan metode online ataupun offline dan dibuka pendaftaran setiap bulannya. Selain itu, pelatihan juga bisa dilakukan secara berkelompok oleh instansi tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Membantu dan memudahkan peneliti dalam mengatasi berbagai masalah baik dari isu dan data yang didapatkan. Kemudian dibantu untuk menyusun menjadi hasil laporan penelitian yang baik.
Kami menyadari bahwa kualitas pelatihan berbasis output merupakan cara efektif mentransfer skill kepada para peserta. Mampu mengaplikasikan metode riset yang telah dipelajari dalam training menjadi output pelatihan kami. Oleh karena itu, kualitas dan pengalaman trainer kami utamakan. Trainer kami terdiri dari para ahli yang berpengalaman mengaplikasikan metode riset digital dalam berbagai proyek kemitraan, peneltian, ataupun konsultasi. Trainer ahli metode netnografi, analisis jejaring sosial, analisis wacana menggunakan big data dan metode riset digital lainnya. Beberapa lembaga pernah menjalin kemitraan dengan trainet kami baik sebagai konsultan, trainer ataupun peneliti meliputi ICLD Swdish International Centre for Local Democracy, Asian Development Bank, Rutgers International, The Asia Foundation, dan Kementerian Komunikasi dan Informasi. IRE Riset Digital memfasilitasi transfer skill meneliti dengan metode riset digital melalui training yang berkualitas.
Revolusi Industri 4.0 telah mengubah banyak hal mengenai kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Salah satunya dalam aktivitas keilmuan seperti penelitian. Berkembang pesatnya teknologi informasi menjadi lumbung utama data yang dapat diakses secara realtime yang berbasis data empiris. Sekalipun cara-cara konvesional pengumpulan data lapangan melalui metode depth-interview dan observasi masih sangat relevan untuk dilakukan. Akan tetapi dengan kehadiran teknologi semakin memudahkan kerja-kerja peneliti dan membuat penelitian menjadi kaya akan data. Untuk itu apa yang dilakukan oleh IRE ini akan sangat berguna dan bermanfaat bagi perkembangan iklim keilmuan di Indonesia
Heroik Mutaqien Pratama (Peneliti PERLUDEM/Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi)
Pentipenting sekali research digital dalam menyongsong era 5.0, peranannya dalam pembacaan pasar dan arah usaha digital kedepan tentu saja membutuhkan buah pikir hasil Research dengan basis digital ini. Maju terus IRE Yogyakarta
Luqman Wibisana (DigitalPreneur, Kepala OLY)
Riset digital akan mempermudah para aktivis / pegiat sosial dlm memetakan isu & public discourse scr aktual & faktual sbg basis data dlm melakukan advokasi
Iranda Yudatama (Direktur Swara Nusa Institute)
IRE sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat yang punya perhatian pada perubahan masyarakat, juga mau tidak mau harus ikut menyambut era transformasi digital ini baik dalam aktivitas riset, pengkajian, dan pendampingan pada masyarakat. Akan tetapi yang menjadi karakter utama IRE adalah posisinya yang berada dalam tradisi paradigma kritis. Oleh karena itu, kehadiran transformasi digital tetap dilihat dan diproblematisasi dari sudut pandang paradigma kritis yang terus menempatkan manusia sebagai subjek aktif dalam mengkonstruksi dan memaknai dunia sekitarnya. Oleh karena itu IRE tetap akan menjadi kekuatan alternatif di tengah gegap-gempitanya era transformasi digital ini, untuk terus mendorong perubahan sosial yang emansipatoris dan partisipatoris agar era baru ini tidak eksesif.
Dr. Sugeng Bayu Wahyono (Dosen Universität Negeri Yogyakarta)
Di era pandemi COVID-19 ini, peneliti ilmu sosial perlu mencari jalan alternatif untuk tetap melakukan penelitian sosial. Salah satu cara yang tersedia adalah dengan melakukan penelitian berbasis data raksasa (big data). Ini adalah jenis penelitian yang menggabungkan metode kualitatif, dan kuantitatif sekaligus. Ia juga bersifat interdisiplin, antara ilmu sosial dan disiplin ilmu teknologi berbasis data. Sangat baik sekali apabila peneliti dengan topik desa bisa menguasai metode ini.
Amalinda Safirani, Ph.D (Dosen Universitas Gadjah Mada)
Pembatasan mobilitas fisik karena pandemi sangat berpengaruh terhadap riset sosial humaniora yang membutuhkan interaksi dalam menggali data penelitian. Sehingga dibutuhkan protokol riset baru yang memungkinkan pengambilan data yang sahih sebagai adaptasi dari pandemi ini, salah satunya dengan riset digital. Pemahaman tentang metode riset digital mutlak diperlukan supaya tetap menghasilkan riset yang berkualitas.
Purwati (Aktivis Petani)
Perkembangan teknologi digital semakin tidak terelakan, oleh karena itu perkembangan teknologi ini akan memasuki ruang-ruang sosial, politik, ekonomi dan budaya. Oleh karena itu kajian-kajian dalam ilmu sosial juga akan semakin luas merambah komunikasi-komunikasi yang sifatnya virtual. Kajian penelitian untuk itu sangat penting dan sangat perlu. Seperti juga halnya metode penelitian tentang netnography atau virtual etnography, dan untuk itu IRE memfasilitasi tentang kajian-kajian seperti ini dan juga memberikan satu pelayanan kepada publik.
Prof. Dr. Susetiawan (Spesialis Sosiologi Masyarakat Industri)
Pada era sekarang dengan kondisi pandemi yang membuat orang tidak bisa kemana-mana, riset digital menjadi solusi bagi mahasiswa yang sedang menjalankan penelitian. Dengan riset digital kita bisa menjalankan tugas penelitian bahkan hanya dari rumah, dan dapat menjangkau lokasi penelitian yang lebih luas.
Melani Jayanti, S.Psi (Mahasiswa Magister Psikologi UGM)
Di era digital ada begitu banyak pergeseran aktivitas manusia dalam keseharian, baik sosial, ekonomi, politi dan budaya. Akibatnya banyak penyingkiran pekerjaan lama menjadi kerja digital yang mengandalkan internet of things. Hal ini menimbulkan kerentanan bagi para pekerja terutama anak muda yang tidak memiliki skill dan perangkat yang memadai. Selain itu, adanya artificial intelegensi membuat manusia digerakan oleh teknologi. Kita memasuki era kapitalisme pengawasan, kita bukan lagi subjek otonom karena terus diarahkan oleh korporasi, menggantungkan seluruh platform dalam gawai kita. Hal-hal tersebut adalah persoalan serius bagi ilmu sosial dan ilmu humaniora untuk dapat menjawab tantangan dalam menghadapi revolusi teknologi informasi dan komunikasi.
AB.Widyantana, M.A (Dosen Universitas Gadjah Mada)
Training Dilakukan
Peserta Terdaftar
Partner Terdaftar
Lulusan Training